INFOBOROBUDUR.COM - Ratusan warga memenuhi lapangan Desa Sutopati, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, Selasa (18/4) kemarin. Mereka datang untuk menyaksikan agenda rutin Ruwat-Rawat Borobudur yang pada 2017 masuk tahun ke-14. Event tahun kali ini, mengambil tema "‘Safari Budaya Memetri Candi, Nguri-Uri Tradisi". Sedang tujuan dari kegiatan yang digelar Yayasan Brayat Panangkaran Borobudur ini, diantaranya adalah mendekatkan warisan budaya dunia Candi Borobudur dengan budaya masyarakat diwilayah ini.
"Budaya masyarakat di kawasannya ini, satu rangkaian dengan keberadaan Candi Borobudur. Selama ini semua orang hanya ingin memanfaatkan candi, tanpa memikirkan bagaimana melesterikan budaya dan bangunannya. Mudah-mudahan, melalui ruwatan ini menjadikan kita intropeksi dan jangan hanya mengambil berkahnya dari candi, akan tetapi benar benar bisa menjaga dan melestarikan," kata Sucoro yang Penanggung Jawab Panitia 14 Tahun Ruwat-Rawat Borobudur itu.
Yayasan Brayat Panangkaran Borobudur kali ini, menggelar Ruwat Rawat Borobudur bekerja sama dengan berbagai pihak ini dan kelompok-kelompok masyarakat petani di desa-desa dan kawasan gunung di Kabupaten Magelang yang selama ini sebagai pelestari kesenian tradisional desa masing-masing. Untuk agenda kegiatannya, diantaranya pementasan kesenian rakyat, safari budaya ke sejumlah desa di kawasan Candi Borobudur, seminar budaya dan pariwisata, loka karya seni tradisi, kirab budaya memperingati Hari Warisan Budaya, pementasan Sendratari Kidung Karmawibangga, dan pawai budaya sebagai puncak "14 Tahun Ruwat-Rawat Borobudur". Sedang kegiatannya, akan berlangsung selama tiga bulan, mulai 9 Maret hingga 21 Mei 2017 kedepan.
Sebelumnya, Kepala Balai Konservasi Borobudur, Marsis Sutopo mengapresiasi adanya tradisi tersebut. “Kami sebagai yang mengelola candi, mengapresiasi kegiatan ini. Mudah-mudahan acara ini selalu dilaksanakan dan tiap tahunnya akan selalu berkembang dan menjadi ciri khas.Kegiatan seperti ini, sangat bagus sebagai ajang silurahim para pegiat serta pelestari tradisi, budaya, dan kesenian tradisional di kawasan Candi Borobudur,” imbuhnya. (Yoh)