PARA wisatawan Borobudur kini tak perlu jauh-jauh untuk sarapan pagi seusai menikmati keindahan sunrise atau matahari terbit di Punthuk Setumbu maupun wisata sunrise lainnya.
Selama ini ketiadaan restoran yang memadahi membuat wisatawan harus sarapan di lokasi yang jauh untuk sarapan pagi. Padahal mereka masih ingin mengunjungi Candi Borobudur dan menikmati wisatawan pedesaan.
Potensi pasar inilah yang dibidik Soto Bathok Pak De di Jalan Lettu Sugiarno km 3 Muntilan, atau sebelah timur Dusun Kramat, Desa Congkrang. Sejak dibuka setahun lalu, soto bathok menjadi langganan banyak wisatawan Borobudur.
Biasanya para wisatawan datang dari Yogyakarta dan Semarang sekitar pukul 04.00 WIB. Setelah asyik menikmati keindahan sunrise mereka akan singgah untuk sarapan Soto Bathok Pak De.
"Kami memang membidik wisatawan Borobudur, banyak pelanggan kami berasal dari Jakarta, Bandung dan lainnya. Mereka wisatawan yang ingin menikmati sunrise. Mereka tahu kami dari medsos," kata pengelola Soto Bathok Pak De Lusiana Dewi Lestari.
Selain wisatawan, kata Lusi, banyak juga pelanggan soto bathok merupakan warga sekitar Kota Muntilan. Mereka mampir seusai jalan-jalan dan olah raga naik sepeda pagi hari.
Lusi mengatakan salah satu keistimewaan menu sotonya adalah penggunaan bathok kelapa sebagai pengganti mangkuk. Soto dan sambal lombok rawit disajikan menggunakan bathok, sementara lauk pauk menggunakan wadah dari anyaman bambu.
Bahan-bahan Soto Bathok Pak De ini adalah tokolan (tauge), wortel, daging saoi, sledri, brambang dan bawang. Adapun untuk lauk pauk, pembeli bisa memilih telur puyuh, sate ayam, sate usus, bergedel, tahu, dan tempe goreng tepung tipis.
"Kami menyajikan menu tradisional dengan suasana alam. Selain soto yang berbeda, pelanggan juga akan disuguhi nyanyian suara burung. Lokasi warung kami ada di tengah persawahan sehingga membuat suasana tenang dan nyaman," kata dia.
Disebutkan setiap hari soto bathok bisa terjual hingga puluhan bathok, dan pada akhir pekan jumlah pembeli bisa mencapai 200-300 orang. Lusi optimis pelanggan soto akan semakin banyak setelah bandara Kulonprogo beroperasi dan Badan Otoritas Pariwisata (BOP) Borobudur efektif berlaku.
Pendiri Soto Bathok Sri Hardinah menambahkan pihaknya juga menyediakan menu lain bagi pelanggan yang tidak menyukai soto dan daging sapi. Yakni rica-rica, pecel dan ayam kremes.
Harga yang dipatok juga relatif terjangkau yakni soto bathok Rp 7 ribu, soto sapi jumbo Rp 10 ribu, rica-rica Rp 10 ribu, ayam kremes Rp 10 ribu, dan pecel Rp 7 ribu. "Untuk minuman, kami punya soap buah, es teh, teh panas, es jeruk es tape, air mineral dan lainnya," kata Sri Hardinah.
Salah satu pengunjung Rofik mengaku cocok dengan menu soto bathok. Ia mengaku rutin mengunjungi soto bathok untuk sarapan pagi. "Menunya cocok di lidah dan bikin seger," kata Rofik. (MH Habib Shaleh)