Wayang Gunung Gojek Bocah Wakili Kabupaten Magelang - Info Borobudur dan Wisata Magelang WA 0857 2721 9997, VW Tour, Sepeda, Rafting, Jeep, Andong

Breaking

Post Top Ad

InfoBorobudur

Post Top Ad

Pesona Magelang

Senin

Wayang Gunung Gojek Bocah Wakili Kabupaten Magelang


KOTA MUNGKID- Sanggar Wono Seni Desa Bandongan, Kecamatan Bandongan mewakili Kabupaten Magelang dalam Festival Pertunjukan Rakyat Forum Komunikasi Media Tradisional  (FK Metra) Tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2017 di Pendopo Kabupaten Purworejo (175).

Pimpinan Sanggar Wono Seni Ki Ipang menjelaskan pihaknya menyuguhkan kesenian Wayang Gunung Gojek Bocah. Kesenian ini menceritakan tentang keanekaragaman budaya dan hayati di Jawa Tengah yang disatukan dalam sebuah kata yaitu “gotong royong”.

Disebutkan semua elemen masyarakat Jawa Tengah sudah terbiasa hidup bergotong royong. “Pertunjukan ini menampilkan tari gojeg bocah yang kami kolaborasikan dengan wayang kulit dan wayang serangga. Kolaborasi ini dimaksudkan untuk memberi inspirasi, bahwa sesungguhnya kehidupan masyarakat terdiri dari berebagai macam dimensi,” jelas Ki Ipang

Kolaborasi antara wayang dengan penari ini menggambarkan bentuk komunikasi yang mengingatkan kita betapa pentingnya komunikasi untuk menghindari kesalahpahaman, mengurai keruwetan serta mencari solusi pemecahan masalah dengan bermusyawarah. Dengan alat musik tradisional mereka mengekspresikan semangat menggelora untuk mewujudkan Jateng Gayeng.

Sinopsis Wayang Gunung Gojek Bocah



Perwakilan Diskominfo Kabupaten Magelang Sugeng Sugiyarto mengatakan Wayang Gunung Gojek Bocah mengisahkan kehidupan masyarakat agraris di lereng Gunung Merapi. Mereka menjunjung tinggi kerukunan dan gotong royong. Masyarakat bahu membahu bekerjasama untuk membangun desa dan meningkatkan kesejahteraan keluarga masing-masing.

Empat orang penari yang menggambarkan bagaimana kerukunan dan kegotongroyongan itu tumbuh di masyarakat. Karena adanya gesekan kepentingan menimbulkan friksi ditengah masyarkaat yang kemudian terjadilah persitegangan dan perselisihan. Sang pamomong masyarakat kemudian memberikan pencerahan bahwa gesekan itu harus dicari solusinya maka komunikasi mencajii kunci utama dalam “ngudari” dan menjernihkan friksi.

"Sikap kesatria muncul yang digambarkan dengan sikap “menang tanpo ngasorake” dimana sang pemenang tidak menjadi “kumanglungkung” namun tetap merangkul lawannya yang kalah, yang kalahpun tidak mendendam. Menang atau kalah dalam suatu perhelatan itu hal biasa namun memunculkan sikap kesatria “menang tanpo ngasorake” itu yang luar biasa," kata Sugeng.

Disebutkan friksi telah terkikis ketegangan telah cair sikap kesatria telah membawa kerukunan kembali, hidup rukun bergotong royong membangun desa kembali tumbuh. Sang pamomong telah merasuki hati dan sanubari masyarakat Lereng Merapi guyub rukun “mbrasta ama mbangun desa”.

Sekretaris FK Metra Provinsi Jawa Tengah Daniel Hakiki mengatakan festival ini diikuti delegasi FK Metra Kabupaten Magelang, Purworejo, Temanggung, Wonosobo, Karanganyar, Wonogiri dan Kota Magelang.  (Kang Habib)

Post Top Ad