Petilasan Kyai Raden Santri Jadi Lokasi Wisata Ziarah - Info Borobudur dan Wisata Magelang WA 0857 2721 9997, VW Tour, Sepeda, Rafting, Jeep, Andong

Breaking

Post Top Ad

InfoBorobudur

Post Top Ad

Pesona Magelang

Selasa

Petilasan Kyai Raden Santri Jadi Lokasi Wisata Ziarah


 

BAGI masyarakat Jawa Tengah dan Yogyakarta, Raden Santri atau Pangeran Singasari merupakan salah satu tokoh besar. Ia adalah saudara kandung Danang Sutawijaya atau Panembahan Senopati. 

Kakak beradik ini berperan besar membantu ayah mereka Ki Ageng Pemanahan mendirikan Desa Mataram di alas Mentaok pada tahun 1556 masehi. Desa Mataram ini kemudian berkembang cepat menjadi Kerajaan Mataram.

Setelah Panembahan Senopati memimpin kerajaan Mataram Islam, Pangeran Singasari memilih bergeser ke Muntilan, Kabupaten Magelang untuk menyebarkan Islam. Ia mengikuti ajaran Wali Songo untuk menekuni ilmu agama.

Pangeran Singasari kemudian berganti nama menjadi Kyai Raden Santri dan menetap di Dusun Santren, Desa Gunungpring sejak tahun 1600 M. Kyai termashur ini dimakamkan di kompleks makam Gunungpring bersama keturunannya seperti Kyai Krapyak III (keturunan ketiga), Kyai Haji Harun (keturunan keempat) dan Kiai Abdullah Sajad (keturunan kelima). 

Adapun Kiai Krapyak I (keturunan pertama) dimakamkan di Santren dan Kiai Krapyak II (keturunan kedua) dimakamkan di Kalibawang Yogyakarta. Selama ini sebagian masyarakat belum tahu jika Kyai Raden Santri juga meninggalkan petilasan penting.

Yakni tempat pertapaan dan sendang manis yang terletak di Dusun Kolokendang, Desa Ngawen, Kecamatan Muntilan. Lokasi ini hanya berjarak sekitar satu kilo meter sebelah selatan makam Gunungpring.

"Di lokasi pertapaan konon dulu ada masjidnya namun sudah dipindah ke Kuncen. Di sekitar lokasi itu kini banyak ditemukan batu-batu candi. Bekas-bekas masjid juga masih ada," kata Prang Buwono (52), salah satu tokoh masyarakat Kolokendang.

Buwono menjelaskan Sendang Manis dulunya dikenal sebagai Jurug karena airnya jernih dan mengeluarkan air sepanjang tahun. Yayasan Raden Santri kemudian memberi nama Sendang Manis mengingat air sendang berasa manis.

Sendang Manis ini terdiri dari lima kolam. Satu kolam utama berukuran 5 x 10 m dan biasa digunakan untuk air minum masyarakat. Empat kolam lain berukuran lebih kecil dan digunakan untuk mandi masyarakat sekitar. Di dekatnya ada pohon bendo raksasa.

Lokasi sendang berada di tanah keluarga Riyadinah, putra almarhum Adam Kimpul Sastro Dikromo. "Kami biasa mengambil air sendang untuk memasak dan air minum. Air sendang terasa manis meski tanpa gula," kata Buwono, salah satu ahli waris Adam Kimpul Sastro Dikromo.

Disebutkan setiap malam ada ratusan peziaran makam Gunungpring yang mampir ke Sendang Manis untuk berwudlu. Mereka percaya napak tilas Kyai Raden Santri ini akan membawa keberkahan.

Kades Ngawen Daru Habsari Ratnawati mengatakan semasa berdakwah Kyai Raden Santri memang seringkali mandi dan mengambil air wudlu di sendang tersebut. Disebutkan air sendang sangat bening dan segar sehingga bisa langsung diminum.

"Saat erupsi Gunung Merapi 2010 banyak sumber air mati namun mata air sendang ini tetap mengalir lancar. PDAM dan relawan banyak mengambil air di sini untuk didistribusikan kepada pengungsi dan korban erupsi dan banjir lahar," kata dia. (Kang Habib Shaleh)

Post Top Ad